Gelar Sosialisasi Perda Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa Sastra dan Aksara Jawa, DPRD DIY Gandeng Yayasan Ma'arif
SLEMAN,(JOGJABERKABAR.ID) - DPRD DIY terus berusaha melakukan sosialisasi penerapan dari Perda DIY Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa. Bekerjasama dengan Lembaga pendidikan Ma'arif, mereka ikut terlibat dalam melestarikan dan mengembangkan aksara Jawa.
Salah satu bentuk penerapan perda ini di antaranya menyasar lembaga pendidikan melalui kegiatan stimulasi pengembangan aksara Jawa lewat suatu perlombaan sekaligus sosialisasi Perda yang digelar di SMP Maarif Gamping, Sleman. Ratusan peserta dari jenjang SD hingga SMA ikut terlibat dalam kegiatan ini.
Anggota Komisi D DPRD DIY dari Fraksi PKB, Syukron Arif Muttaqin mengatakan melalui kegiatan tersebut harapannya para guru lebih kreatif dalam pengajaran aksara Jawa sehingga mudah dimengerti para siswanya. Selain itu proses pembelajaran itu bisa menggunakan perangkat digital yang saat ini semakin mudah ditemukan.
“Melalui lomba baca tulis aksara Jawa harapannya bisa mendorong perkembangan aksara Jawa di lembaga pendidikan,"terangnya.
Dia berharap agar sekolah ikut melestarikan mengembangkan aksara Jawa. Karena hal ini termasuk bagian dari implementasi Perda yang memang ditujukan untuk melestarikan dan pengembangan aksara Jawa yang belakangan kian punah.
Kepala Lembaga Pendidikan Ma’arif Sleman, Murdianta menambahkan kegiatan tersebut karena sebagai bentuk melestarikan kekayaan budaya khususnya Bahasa Jawa. Yayasan ini telah menempatkan pelajaran Bahasa Jawa sebagai bentuk muatan lokal pembelajaran di tempat mereka.
"Pelaksanaan kegiatan itu diikuti sebanyak 50 peserta dari berbagai jenjang pendidikan,"ujarnya.
Pijakmya sepakat bahwa aksara Jawa, Bahasa Jawa ini harus dilestarikan agar kekayaan budaya Jawa tetap lestari dan keseharian tidak lepas dari budaya Jawa. Seperti diketahui belakangan bahasa Jawa banyak terdegradasi dengan perkembangan Tehnologi.
Kepala SMP Maarif Retna Isti Pratiwi menambahkan sekolahnya sudah dua tahun terakhir menjadi sekolah berbasis budaya. Sehingga sering digelar event budaya Jawa seperti lomba baca tulis aksara Jawa hingga festival dolanan rakyat. “Aksara Jawa sudah menjadi aset negara dan merupakan warisan budaya. Kami ekstrakulikuler baca tulis aksara Jawa, saat ini siswa sudah mulai terbiasa dengan aksara Jawa,” ujarnya.(Erf)
Post a Comment