Kesejahteraan Petani Masih Seret, Praktisi Pertanian Lasarus Arintoko Anggap Harus Ada Pendampingan Paska Panen
Hanya saja, nasib para petani terkadang kurang beruntung. Di mana ketika panen berlangsung, harga komoditas yang mereka tanam tiba-tiba anjlok sehingga petani tidak dapat menikmati harga yang menguntungkan buat mereka.
Hal itulah yang menjadi keprihatinan Lazarus Arintoko. Lelaki ini merasa para petani sering dirugikan ketika tiba-tiba harga jatuh. Praktisi pertanian ini menilai harus ada pendampingan kepada para petani khususnya untuk menangani paska panen.
"Dengan kemampuan yang ada, saya akan berusaha mendampingi para petani, " turut Arintoko di sela kegiatannya di Ponjong.
Caleg DPRD Kabupaten di Dapil 3 No. 4 dari Partai PDI Perjuangan ini menambahkan sektor pertanian adalah sektor yang tidak berpengaruh dengan adanya pandemi beberapa saat yang lalu. Bahkan sektor pertanian mampu mendorong berjalan nya sektor kesehatan dan juga sektor ekonomi.
Namun masih banyak kendala yang harus di hadapi petani di Indonesia, sehingga harus ada formulasi dan pendampingan khusus agar para petani mampu meningkatkan hasil pertanian nya sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Menurutnya permasalahan petani itu ada di dua faktor, ada di budidayanya dan penanganan paska panen atau pasar, sehingga harus ada pendampingan paska panen sehingga petani mampu mendapatkan profit dari apa yang di tanamnya selama ini.
Bicara penanganan paska panen Lasarus Arintoko atau akrab disapa Mas Arin ini sanggup melakukan pendampingan para petani. Ia membidik tanaman jagung masih komoditas yang masih di butuhkan bagi industri pakan ternak.
"Kebutuhan ayam potong di Indonesia itu selalu mengalami peningkatan sehingga ini di barengi oleh peningkatan akan permintaan pakan ternak dan formulasi pakan ternak di dominasi oleh komuditas jagung, saya ingin jagung-jagung yang di tanam di lahan pertanian Kalurahan Bendung ini memiliki great yang di butuhkan oleh para industri pakan ternak tersebut," sambung Arintoko.
Lebih lanjut Arintoko mengatakan kwalitas produksi pertanian yang baik akan menentukan pasarnya sendiri, untuk mendapatkan kwalitas produksi pertanian yang baik maka perlu adanya perbaikan budidaya nya.
Arintoko optimis bila pertanian di Kabupatan Gunungkidul bisa lebih dioptimalkan lagi dan itu bisa dan tidak ada kata terlambat. Tak hanya membicarakan mengenai budidaya dan penanganan paska panen, Arintoko juga menyoal petani milenial.
Arintoko melihat masih rendahnya kesejahteraan para petani di Indonesia membuat para petani tidak menginginkan anak keturunannya menjadi seorang petani. Dia menganggap pola berfikir seperti ini harus dirubah, sehingga regenerasi di bidang pertanian di Indonesia khususnya Gunungkidul mampu berjalan dengan baik.
"Dengan pendampingan yang saya lakukan ini, saya menginginkan petani bila ditanya, profesi nya apa pak. Tani dengan bangga sambil menepuk dada. Pola pikir Menjadi petani adalah pahlawan sudah harus di gaungkan sehingga ini dapat menjadikan contoh bagi para milenial untuk ikut menjadi petani, apa lagi saat ini banyak teknologi tepat guna yang mampu di terapkan dalam sektor pertanian," tutupnya
Lasarus Arintoko sendiri adalah putra asli Kalurahan Sawahan Kapanewon Ponjong yang juga menjadi alumni Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang serta meempunyai Perusahan dan juga gerakan aktif dalam dunia pertanian.(Hr)
Post a Comment