PENTINGNYA RAMAH LANSIA MEMPERPANJANG ANGKA HARAPAN HIDUP


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tujuan dalam menciptakan daerah atau kawasan ramah lansia. Endang Patmintarsih S.H., M.Si Kepala Dinas Sosial DIY mengatakan menciptakan kawasan ramah lansia menjadi harapan besar Pemda DIY.
Di Indonesia sudah ada regulasi Permensos no 4 tahun 2017 tentang  pedoman pengembangan kawasan ramah lanjut usia perda no 3 tahun 2021 tentang lanjut usia secara regulasi bapak gubernur juga konsen pelayanan lanjut usia di DIY dapat hidup berkualitas.

Endang mengatakan harapan Pemda DIY dapat menciptakan provinsi ramah lansia bagi puluhan lansia di wilayahanya. Langkah yang tengah dilakukan adalah mencangkup pelayanan publik tujuan fasilitas mendukung dan pemenuhan lansia, dan peran pemerintah masyarakat dan dunia usaha.
“Lansia sangat miskin dan miskin kita ada 40 ribuan maka yang sangat miskin banyak yang terlantar dia tidak punya keluarga dan ekonomi juga tidak mampu, maka pemerintah DIY memiliki tusi (tugas fungsi).

Menurutnya DIY itu istimewa karena bagi lansia dirasa nyaman.
“Suasana enak, orangnya ramah saling perhatian etikanya, sopan santun orang luar DIY yang ingin menghabiskan masa tuanya di DIY karena nyaman tinggal di DIY. Makanya tujuannya menjadi provinsi ramah lansia

Menciptakan kawasan ramah lansia menjadi harapan besar Pemda DIY. Jogja menempati posisi tertinggi di Indonesia dalam hal angkatan harapan hidup. Angkanya mencapai 74,83 tahun pada 2022. Secara data, angka tingginya harapan hidup tersebut sebanding dengan kenaikan jumlah warga lanjut usia di Kota Jogja, yakni 15 persen dari tahun sebelumnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jogja menilai angka harapan tinggi di Jogja disebabkan kondisi sosiologis masyarakat yang mendukung warga lansia untuk tetap beraktivitas. Daya dukung sosiologis itu seperti munculnya inisiasi sekolah lansia yang datang dari masyarakat sendiri untuk mewadahi minat kelompok tersebut.
Untuk mewujudkan Kawasan Ramah Lansia di DIY pemerintah Kabupaten/Kota di DIY memiliki program-program untuk lansia. Bahkan banyak masyarakat yang peduli dengan Lansia membuat program secara mandiri. Berbagai macam program dilakukan secara swadaya atau juga Kerjasama dengan pihak swasta, baik dunia usaha maupun sektor lainnya. Kegiatan yang dilakukan untuk terus mendukung kondisi sosiologis masyarakat agar warga lansia tetap beraktivitas. Daya dukung sosiologis itu seperti munculnya inisiasi sekolah lansia yang datang dari masyarakat sendiri untuk mewadahi minat kelompok tersebut.

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam sekolah lansia ini sangat banyak, mulai dari pertemuan rutin setiap pekan, belajar membaca, belajar mengaji, kajian, menanam di kebun, pemeriksaan kesehatan lansia dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Kegiatan – kegiatan positif ini tentunya membuat psikologi lansia terus meningkat karena lansia mendapat kesibukan untuk terus beraktifitas. Lansia yang kurang aktifitas justru akan menjadikannya semakin lemah.

Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY juga membentuk Layanan Lansia Terpadu untuk mewujudkan generasi ramah lansia di Kalurahan dan Kelurahan. Dengan adanya LLT ini juga akan semakin memudahkan untuk kolaborasi kegiatan lansia yang dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. Selain itu untuk penguatan lansia ini, di DIY juga ada lebih dari 45 LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) yang fokus pada penanganan lansia. Sehingga adanya LKS ini juga menambah daya “gedor” pemerintah dalam menguatkan lansia.

Human Inititive DIY sebagai salah satu Lembaga kemanusiaan juga turut serta menguatkan program untuk lansia ini. Program untuk lansia ini dilakukan di Kapanewon Imogiri, dengan kurikulum pendampingan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain; senam lansia, mengaji, kajian, menanam, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kemudian setelah satu tahun diakhiri dengan wisuda lansia. Para lansia peserta kegiatan ini menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi para lansia, karena para lansia ini memiliki kegiatan rutin, tidak “nglangut”, bisa nambah saudara dan juga bisa berkumpul dengan orang-orang seusianya. 

Selain kegiatan diatas dalam kegiatan sehari-hari, lansia juga memiliki potensi yang lain yang harus terus dikuatkan, karena dalam setiap kejadian bencana, anak-anak, ibu hamil, orang sakit, penyandang disabilitas dan lansia adalah kelompok rentan yang harus mendapat perhatian dari keluarga agar tidak menjadi korban akibat bencana.
Lansia harus mendapat perhatian khusus ketika terjadi bencana karena faktor sudah menurunnya kemampuan fisik untuk menghindar atau mengevakuasi diri secara mandiri saat terjadi bencana. Maka butuh pertolongan orang terdekat yaitu keluarga.

Berbicara lansia dalam perspektif bencana tnetunya tidak hanya bagaimana cara mengevakuasinya ketika terjadi bencana karena fisiknya sudah dianggap lemah, tetapi ada beberapa hal lain yang bisa disiapkan terutama terkait kesiapsiagaan lansia menghadapi bencana.

Lansia bisa diberikan edukasi, kemudian awarnes dan memahami gejala pra bencana serta struggling paska bencana. Keluarga bisa membantu untuk melakukan hal ini, beberapa contoh yang bisa dilakukan antara lain:
1. Edukasi kepada lansia tentang kebencanaan, misalkan dengan memberi tahu jalur evakuasi dan mensimulasikan.
2. Memantau Kesehatan lansia secara rutin dari pra bencana hingga paska bencana, hal ini untuk menyiapkan penyelamatan saat terjadi bencana agar meminimalisir risiko.
3. Melibatkan lansia dalam menyiapkan perlengkapan keadaan darurat sesuai dengan kebutuhannya, missal diajak menyiakan tas siaga bencana sesuai dengan kebutuhan perlengkapan lansia.
4. Berdayakan lansia menjadi relawan, bagi lansia sehat dan aktif, menjadi relawan saat terjadi bencana bisa meningkatkan kepercayaana diri.

Saat terjadi bencana sering kita lihat lansia di pos pengungsian justru kurang Bahagia, hal ini dikarenakan tidak adanya aktifitas lansia saat di pengungsian. Tidak adanya aktifitas membuat semangat mereka juga menurun. Sehingga pelibatan lansia dimanapun akan menambah semangat dan meningkatkan percaya diri lansia tersebut.

Beberapa pembelajaran diatas terkait dengan lansia dalam kehidupan sehari – hari maupun lansia dalam menghadapi bencana tentunya menjadi gambaran bahwa lansia itu harus terus dilibatkan dimanapun berada dan ada aktifitas kesibukan sehari-hari. Karena hal itu akan menambah imun dan bahkan iman lansia itu sendiri.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.